KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
PENDAHULUAN
Kelarutan
merupakan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut atau solute, untuk larut dalam
suatu pelarut (solvent).Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut.Kelarutan juga digunakan secara kuantitatif
untuk menyatakan komposisi dan larutan.Kelarutan bergantung pada jenis zat
terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi banyak juga yang hanya sedikit larut.
Larutan
merupakan campuran homogen yang komposisinya sama, tidak ada bidang batas
antara zat pelarut dan zat. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent)
adalah cairan dan zat yang yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut
(solvent), biasa berwujud padat, cair, atau gas. Kelarutan sering
digunakan dalam beberapa pengertian kelarutan dinyatakan secara kualitatif dari
proses larutan. Kelarutan juga digunakan secara kualitatif untuk menyatakan
komposisi dalam larutan.
Berdasarkan
prinsipnya, kelarutan sebagai fungsi suhu didasari oleh pergeseran
kesetimbangan antara zat yang beraksi dengan hasilnya. Dimana bila suhu
dinaikkan maka kelarutan akan bertambah dan kesetimbangan akan bergeser. Tetapi
bila suhu diturunkan maka kelarutan akan semakin kecil dan disertai oleh
pergeseran kesetimbangan. Dalam percobaan
ini, akan dilakukan percobaan kelarutan sebagai fungsi suhu pada asam oksalat
dengan menggunakan suhu yang bervariasi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh suhu pada penentuan kelarutan.
KAJIAN TEORI
Fase
cair yang berupa system dua atau multi komponen, yakni larutan juga sangat
penting.Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat (pelarut) dan zat yang
larut didalamnya (zat terlarut). Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat
berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini
disebut sistem dispersi.Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti
pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat
terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid).
Yang
dimaksud dengan kelarutan dari suatu zat dalam suatu pelarut, adalah banyaknya
suatu zat dapat larut secara maksimum dalam suatu pelarut pada kondisi
tertentu.Biasanya dinyatakan dalam satuan mol/liter. Jadi, bila batas kelarutan
tercapai, maka zat yang dilarutkan itu dalam batas kesetimbangan, artinya bila
zat terlarut ditambah, maka akan terjadi larutan jenuh, bila zat yang
dilarutkan dikurangi, akan terjadi
larutan yang belum jenuh. Dan kesetimbangan tergantung pada suhu pelarutan
(syukardjo, 1997).
Dua
komponen dalam larutan adalah solute dan solvent.Solute adalah substansi yang
melarutkan.Contoh sebuah larutan NaCl.NaCl adalah solute dan air adalah
solvent. Dari ketiga materi, padat, cair dan gas, sangat dimungkinkan untuk
memilki Sembilan tipe larutan yang berbeda: padat dalam padat, padat dalam
cairan, padat dalam gas, cair dalam cairan, dan sebagainya. Dari berbagai macam
tipe ini, larutan yang lazim kita kenal adalah padatan dalam cairan, cairan
dalam cairan, gas dalam cairan serta gas dalam gas.
Jika
kelarutan suhu suatu kimia dalam kesetimbangan dengan padatan, cairan, atau gas
yang lain pada suhu tertentu maka larutan disebut jenuh. Larutan jenuh adalah
larutan yang kandungan solutenya sudah mencapai maksimal sehingga penambahan
solute dalam larutan lebih lanjut tidak dapat larut.Konsentrasi solute dalam
larutan jenuh disebut kelarutan. Untuk solute padat maka larutan jenuhnya
terjadi kesetimbangan dimana molekul fase padat meninggalkan fasenya dan masuk
ke fase cairan dengan kecepatan sama dengan molekul – molekul ion dengan fase
cair yang mengkristal menjadi fase padat.
Larutan
tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau larutan yang partikel – partikelnya
tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi.
Larutan
sangat jenuh, yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute dari pada yang
diperlukan untuk larutan jenuh atau dengan kata lain larutan yang tidak dapat
lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan didalam larutan
(syukri,1990).
Suatu
larutan jenuh merupakan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan tersebut akan
bergeser bila suhu dinaikan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam larutan
bertambah bila suhu dinaikan.
NaOH
(natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa lebur, berbentuk
pellet serpihan atau batang atau bentuka lain. Sangat basa, keras, rapuh dan
menunjukan pecahan hablur.Cepat menyerap karbon dioksida dan
lembab.Kelarutannya mudah larut dalam air dan dalam etanol.Tetapi tidak larut
dalam eter.Titik leleh 3180C serta titik didih 13900C.
hidratnya mengandung 7 ; 5 ; 3,5 ; 3 ; 2 ;dan 1 molekul air. NaOH membentuk
basa kuat bila dilarutkan dalam air. NaOH murni merupakan padatan berwarna
putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa ini mudah terionisasi membentuk ion
natrium dan hidroksida.
Asam okslat ada 2 macam yaitu asam
oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat, asam oksalat anhidrat (C2H2O4)
yang memiliki berat molekul 90.04 gr/mol dan mempunyai melting point 1870C.
sifat dari asam oksalat anhidrat adalah tidak berbau, berwarna putih dan tidak
menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenis asam oksalat yang dijual
dipasaran yang mempunyai rumus bangun (C2H4O2.H2O)
dengan berat molekul 126,07 gr/mol an melting point 101,50C dan
mengandung 71,42 % asam oksalat anhidrat dan 28,58% air, bersifat tidak berbau
dan dapat kehilangan molekul air dipanaskan hingga suhu 1000C.
Berdasarkan
banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.Larutan
pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding
solvent.
2.
Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
Tekanan tidak begitu berpengaruh
terhadap daya larut zat padat dan zat cair, tetapi berpengaruh pada daya larut
gas.
Kelarutan adalah jumlah zatyang dapat
larut dalam sejumlah pelarut hingga membentuk larutan jenuh. Adapun cara
menentukan kelarutan suatu zat ialah dengan mengambil sejumlah tertentu pelarut
murni, misalnya 1 liter.(Atkins, 1999)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar