Apa yang ada dipikiran kita untuk membuat seseorang
menjadi pemimpin besar? Siapakah yang layak menjadi seorang pemimpin
besar? Kualitas apa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin besar?
Kita tahu bahwa tidak semua manusia terlahir untuk menjadi seorang
pemimpin ? Tapi satu hal yang kita harus tahu bahwa setiap manusia
memiliki potensi, bakat, kemampuan, dan kapasitas yang unik, secara
pribadi. Namun, sangat menyedihkan kalau kita tidak mengembangkan
potensi yang ada didalam diri kita dan tidak melakukan apa-apa.
Dan banyak sekali orang ingin menjadi pemimpin besar tetapi sedikit sekali mereka yang berhasil. Karena mereka tidak menggali potensi yang ada didalam diri mereka. Karena potensi tidak dapat terwujud tanpa bentuk. Seperti beton, potensi harus dicurahkan ke dalam suatu wadah, sesuatu yang dapat memberi bentuk pada potensi itu dan membuat menjadi berguna. Bentuk apakah yang di pakai sebagai tempat untuk mencurahkan potensi ? Keputusan – keputusan . Untuk mengembangkan potensi yang benar kita harus membuat suatu rencana,memiliki tujuan,ide, atau visi yang besar dan mengambil tindakan. Potensi adalah harta yang tidak ternilai seperti emas. Dan kita semua memiliki emas yang terpendam didalam hidup kita dan kita harus menggali dan mendapatkannya.
Howard Schultz, the CEO of Starbucks, dalam bukunya “Lessons From the Top: The Search for America's Best Business Leaders”, membuat observasi sebagai berikut :
“I think it's very difficult to lead today when people are not really truly participating in the decision. You won't be able to attract and retain great people if they don't feel like they are part of the authorship of the strategy and the authorship of the really critical issues. If you don't give people an opportunity to really be engaged, they won't stay."”
Sebagai seorang pengusaha dengan karyawan, salah satu tujuan utama Anda adalah terutama untuk menarik dan mempertahankan pekerja termotivasi. Patty Vogan, salah satu pemilik dari Victoria Coaching dan juga chairman dari organisasi CEO terbesar di dunia, TEC International, menjelaskan lima kunci yang akan membantu Anda menjadi seorang pemimpin yang besar.
Kunci # 1: Anda harus memiliki visi. Kita semua pernah mendengar pepatah "Anda harus berdiri untuk sesuatu, atau Anda akan gagal dan jatuh" Tapi apakah maksudnya itu? Sebagai seorang pemimpin, Anda harus belajar untuk mengkomunikasikan visi atau visi dari perusahaan Anda untuk orang yang Anda ingin mengikuti Anda. Tapi bagaimana bisa Anda melakukannya?
• Belajar untuk melukis dengan kata-kata. Berbicaralah, menulislah, menggambarlah, atau sentuhlah. Apapun metodenya untuk dapat membuat sebuah gambar, lakukan hal itu. Seperti yang mereka katakan, " A picture is worth a thousand words."
• Mintalah setiap manajer lainnya di perusahaan Anda untuk memberitahu Anda, dalam kata-kata mereka sendiri, tentang visi perusahaan. Seberapa jauhkah Anda berpikir mereka mengerti? Apakah tim Anda pada pengertian yang sama seperti Anda?
• Ketika Anda bekerja, visi perusahaan Anda harus berada dalam pikiran Anda setiap hari, dan Anda harus mengevaluasi kembali kadang-kadang sehingga tetap teraplikasi dengan perubahan zaman di mana kita hidup. Dan ingat, staf Anda harus sama terlibat sebagai Anda dalam menjaga visi itu tetap up to date . Pastikan mereka terlibat di dalamnya.
Kunci # 2: Anda harus memiliki gairah (passion). Pikirkan para pelaut yang bepergian dengan Christopher Columbus atau Leif Ericsson untuk mengeksplorasi wilayah yang belum dipetakan. Gairah pemimpin mereka mengilhami mereka untuk menghadapi tantangan baru dan sangat berbahaya.
Untuk membangun sebuah tim manajemen yang luar biasa, Anda harus menyalakan terus "api di perut mereka," supaya mereka merasakan suatu gairah tentang perusahaan dan juga visi dari pemimpin. Gairah adalah suatu bagian penting dari menjadi seorang pemimpin besar, jika Anda tidak memilikinya, Anda tidak bisa menjadi pemimpin besar. Bayangkan semua pemimpin besar yang ada sepanjang zaman dan coba sebutkan nama yang tidak memiliki gairah.
Dan gairah ini menular. Ketika Anda berbicara tentang visi Anda untuk perusahaan, biarkan gairah Anda untuk menular pada orang yang mendengar. Orang lain akan merasakannya. Jika Anda tidak memiliki gairah untuk visi Anda, maka Anda perlu menciptakan kembali suatu visi yang memang membuat anda bergairah.
Kunci # 3: Anda harus belajar untuk menjadi pembuat keputusan besar. Bagaimana keputusan besar tersebut diambil dalam perusahaan Anda? Bagaimana proses Anda untuk memutuskannya? Sebagai contoh, apakah Anda berbicara dengan tim manajemen dan membuat daftar pro dan kontra untuk membantu Anda membuat keputusan yang terbaik? Mungkin Anda melakukan analisis biaya. Atau apakah Anda membuat timeline untuk strategi implementasi, proses dan waktu?
Tentunya Anda tidak ingin menjadi salah satu dari pemimpin-pemimpin yang tidak pernah berkonsultasi sebelum membuat keputusan, kemudian mengumumkan perubahan pada hari berikutnya dan akhirnya menjadi frustrasi ketika tidak ada mengikutinya. Jika Anda salah satu dari mereka, Anda perlu menerapkan suatu proses melakukannya.
Sistem dibawah ini dapat Anda gunakan untuk menjadi pembuat keputusan yang lebih baik. Sistem ini disebut Q-CAT:
• Q = Cepat. Jadilah cepat tapi tidak tergesa-gesa.
• C = Berkomitmen. Jadilah berkomitmen terhadap keputusan Anda, tetapi tidak kaku.
• A = Analitik. Jadilah analitis, tetapi tidak lebih menganalisis (analisis terlalu banyak dapat menyebabkan kelumpuhan.)
• T = Thoughtful. Jadilah bijaksana dalam semua hal yang penting, tapi jangan obsesif.
Bila Anda menggunakan Q-CAT, itu akan membantu Anda untuk memutuskan kapan membawa orang lain ke proses tersebut dan apa langkah-langkah yang perlu diambil untuk membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik.
Kunci # 4: Anda harus menjadi pembangun tim. Untuk menjadi seorang pemimpin besar, Anda harus mengembangkan sebuah tim besar . Tapi bagaimana Anda melakukan itu? Anda dapat memulai dengan menyerahkan tanggung jawab kepada tim dan membiarkan tim Anda untuk menjalankannya. Ajarkan tim Anda untuk menggunakan Q-CAT sistem pengambilan keputusan dan memberi mereka kebebasan untuk bekerja melalui keputusan mereka sendiri.
Ketika sepertinya semua tidak sesuai dengan dead line yang diharapkan, inilah waktunya Anda tetap berkata bahwa Anda percaya mereka mampu, untuk membiarkan mereka tahu bahwa Anda mendukung mereka dan siap untuk membantu. Juga bersiaplah untuk mengubah rencana dan membuat yang baru. Jangan lupa tetap menggunakan humor untuk menjaga semangat tim Anda selama krisis ini. Ketika terjadi sesuatu yang sulit, tim Anda akan melihat Andalah yang membuat mereka kuat dan terus bertahan.
Kunci # 5: Anda harus memiliki karakter. Tanpa karakter, semua "kunci" yang lain ini akan menjadi sia-sia. Itu karena kekuatan karakter dan keterbatasan pribadi Anda memainkan peran penting dalam gaya kepemimpinan Anda. Pertanyaan sebenarnya adalah, apakah Anda menyadari apa peran yang mereka mainkan? Semua pemimpin besar telah mengambil langkah-langkah untuk belajar tentang kepribadian individu mereka dan bagian apa yang dimainkannya dalam gaya kepemimpinan mereka.
Jadi apa gaya kepemimpinan Anda? Jika Anda tidak tahu, ada begitu banyak penilaian gaya kepemimpinan yang tersedia. Ini cara yang baik untuk melakukan "cek karakter" pada diri sendiri dan keterampilan kepemimpinan Anda. Kemudian, setelah Anda melakukan penilaian, tanyalah pada diri sendiri adalah, apakah Anda merasa karakter anda sesuai dengan penilaian tersebuta? Dalam belajar menjadi seorang pemimpin besar, langkah pertama adalah terbuka terhadap semua umpan balik tentang diri Anda sebagai seorang pemimpin.
Coach Margetty Herwin, Certified Master Coach dari Life Coach, Executive Coach, Business and Money Coach dalam seminar bertemakan leadership yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, menyebutkan 10 tipe pemimpin selevel presiden direktur dibawah ini, yang sukses dengan bisnisnya.
1. Tipe Inovator
Terdapat sejumlah nama yang termasuk tipe pemimpin kaya inovasi ini. Sebut saja Steve Jobs, Co-Founder, Chairman & CEO, Apple, Inc atau Mark Zuckerberg, Founder & CEO Facebook. Kedua nama ini memiliki gaya kepemimpinan yang serupa tapi tak sama. Satu-satunya kesamaan mereka adalah inovasi yang diciptakan, dan menghasilkan bisnis beraset besar.
* Mark Zuckerberg, pebisnis muda kelahiran New York, 1984
Gaya kepemimpinan: Perfeksionis, pendobrak, dan kreatif.
Kekuatan kunci: Menggabungkan kemampuan teknis yang tinggi, bidang TI, dengan komunitas sosial.
Keputusan besar: Drop out dari kampus dan menciptakan Facebook.
* Steve Jobs, lahir pada 1955 di San Fransisco
Gaya kepemimpinan: Visioner, kreatif dan mandiri, otokratik.
Kekuatan kunci: Memiliki pemahaman naluriah terkait terhadap teknologi.
Keputusan besar: Mengembangkan iPod dan iTunes.
2. Tipe Pionir
Michael Dell (CEO Dell Inc), lahir di Houston, 1965
Gaya kepemimpinan: Tidak egois, tidak mengeksklusifkan diri, melayani.
Kekuatan kunci: Berpikir lebih jauh ke depan dan tidak konvensional.
Keputusan besar: Menjual produk Dell dari pintu ke pintu.
3. Tipe Motivator
W. James McNerney, Jr (CEO The Boeing Company) lahir di Rhode Island, 1949
Gaya kepemimpinan: Inspirasional, penuh rasa ingin tahu, visioner, individu yang efektif.
Kekuatan kunci: Mampu maksimalkan potensi SDM-nya.
Keputusan besar: Bergabung dengan GE Asia dan menjadi mendunia karenanya.
4. Tipe Organizer
Fred Smith (pendiri, Chairman & CEO FEDEX), lahir di Mississippi, 1944
Gaya kepemimpinan: Visioner, berani mengambil risiko, ulet.
Kekuatan kunci: Jeli melihat peluang.
Keputusan besar: Menciptakan integrasi sistem pengiriman udara.
5. Tipe Ahli Strategi
Warren Buffet (pendiri, Chairman & CEO, Berkshire Hathaway) lahir di Omaha, 1930
Gaya kepemimpinan: Tak pernah berasumsi.
Kekuatan kunci: Cerdas membuat perhitungan bisnis.
Keputusan besar: Sukses mengenalkan bisnis portal (dotcom).
6. Tipe Membangun
Carlos Ghosn (President & CEO, Nissan & Renault), lahir di Porto Veho, Brazil, 1954
Gaya kepemimpinan: Menggunakan pendekatan langsung, mengubah masalah rumit menjadi solusi praktis.
Kekuatan kunci: Pengorganisasan, disiplin.
Keputusan besar: Melawan arus dalam merger antara Renault dengan Nissan.
7. Tipe Penilai
Jack Welch (Chairman & CEO General Electric) lahir di Massachussetts, 1935
Gaya kepemimpinan: Terus terang, tegas, fokus.
Kekuatan kunci: Lahir sebagai pemenang.
Keputusan besar: Pengurangan kerja dan divestasi.
8. Tipe Visioner
* Lew Frankfort (Chairman & CEO Coach Inc) lahir di New York, 1947
Gaya kepemimpinan: Teliti, bersemangat, berorientasi pada tujuan
Kekuatan kunci: Mengenalkan dan mengadaptasi teknik operasional pemerintahan dengan SOP dari Coach.
Keputusan besar: Merekrut Tommy Hilfiger sebagai desainer
* JW Marriott, Sr (pendiri & CEO Marriott Company) lahir di Marriott, Utah, 1900
Gaya kepemimpinan: Kokoh, sistematis, perfeksionis, perhatian.
Kekuatan kunci: Mengeksplorasi cara untuk ekspansi dalam mengubah dunia.
Keputusan besar: Menciptakan bisnis katering penerbangan udara.
9. Tipe Kontroversial
Rupert Murdoch (Chairman & CEO News Corp) lahir di Melbourne, Australia, 1931
Gaya kepemimpinan: Ambisius, terikat, tegas sebagai penentu.
Kekuatan kunci: Mengkombinasikan uang, relasi dan itikad untuk memberikan penentuan harga di pasar bebas.
Keputusan besar: Mempertahankan kontroling yang efektif di perusahaan media miliknya.
10. Tipe Penakluk Dunia
Howard Schultz (Chairman & CEO Starbucks)
Gaya kepemimpinan: Inspirasional, berpegang teguh, antusias, kharismatik.
Kekuatan kunci: Bakat marketing dan wawasan tentang peluang kesempatan.
Keputusan besar: Beralih dari kebijakan konvensional dalam menciptakan kopi yang mendunia.
Beberapa contoh di bawah ini juga merupakan contoh dari para CEO yang ada di Indonesia, sebagai berikut :
Betti Alisjahbana, wanita pertama yg dipercaya memimpin IBM kawasan Asia Pasifik. Didukung pengalaman lebih dari 20 tahun berkecimpung di dunia teknologi informasi, Betty membagikan tipe kepemimpinannya yang mampu menciptakan budaya kinerja tinggi IBM yaitu dalam hal :
Membangun bisnis dengan fondasi misi dan nilai2
Menciptakan organisasi yg gesit dan tampil prima
Menciptakan budaya melayani dan terus menerus belajar tanpa henti
Fransiscus Welirang ,Vice President Direktur Indofood, memiliki kepemimpinan yang membawa Bogasari senantiasa bertransformasi dan atau terus menerus melakkan perubahan demi perubahan yang meliputi segenap hal strategis bg psh. Indofood memiliki resep tersendiri dalam melakukan leadersip transformation , yaitu dengan menggunakan 8 principles of transformation yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut :
Principles of historical forces
Principles of clarity of purposes
Principles of desirable end state
Principles of power of the will
Principles of sustainable profitability
Principles of challenges and constraint
Principles of the key
Principles of the change of friendliness
Stanley Setia Atmadja, CEO PT Adira Dinnamika Multifinance. Dimulai sejak kepemimpinannya di tahun 1991 telah berhasil merubah perusahaan tersebut yg tadinya hanya berfokus keuntungan jangka pendek, dimana semua urusan ditangani sendiri, juga porttfolio bisnis, jaringan dan man power masih minim menjadi perusahaan kelas dunia. Dengan growth strategy yang dia miliki, maka dia memutuskan utk mengelola perusahaannya secara profesional seperti perusahaan kelas dunia. Sehingga dicanangkan visi yg baru yaitu, menjadi perusahaan pembiayaan kelas dunia, sehingga semua misi dan nilai2nya pun berubah.
Belajar dari berbagai tipe dan contoh di atas kekuatannya adalah bahwa mereka menggembangkan potensi yang ada didalam diri mereka dan tidak ada kata menyerah , disiplin yang tinggi, motivasi yang kuat, kreativitas yang tinggi, kejujuran, integritas, berani, bertanggung jawab, dan lain sebagainya. Semua yang ada didalam diri kita perlu dikembangkan sehingga kita dapat melihat keberhasilan dan itu adalah suatu kebahagian yang tidak ternilai.
Jadi, apakah Anda seorang pemimpin besar? Atau apakah Anda memiliki keinginan untuk menjadi seorang pemimpin yang besar? Ingat, seorang pemimpin besar adalah seseorang yang memiliki visi yang jelas dan dapat mengubah visi itu menjadi gambaran yang jelas sehingga orang lain dapat melihat. Ketika Anda berbicara tentang visi Anda, itu harus dengan hasrat Anda rasakan dalam hati Anda, gairah yang menciptakan antusiasme yang akan membuat tim Anda ingin untuk bergabung. Ketika keputusan besar perlu dibuat, Anda harus mendorong semua orang untuk menggunakan sistem Q-CAT dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri. Dan Anda harus terus-menerus menilai karakter Anda sendiri dan tidak pernah berhenti tumbuh, pribadi atau profesional.
Dan banyak sekali orang ingin menjadi pemimpin besar tetapi sedikit sekali mereka yang berhasil. Karena mereka tidak menggali potensi yang ada didalam diri mereka. Karena potensi tidak dapat terwujud tanpa bentuk. Seperti beton, potensi harus dicurahkan ke dalam suatu wadah, sesuatu yang dapat memberi bentuk pada potensi itu dan membuat menjadi berguna. Bentuk apakah yang di pakai sebagai tempat untuk mencurahkan potensi ? Keputusan – keputusan . Untuk mengembangkan potensi yang benar kita harus membuat suatu rencana,memiliki tujuan,ide, atau visi yang besar dan mengambil tindakan. Potensi adalah harta yang tidak ternilai seperti emas. Dan kita semua memiliki emas yang terpendam didalam hidup kita dan kita harus menggali dan mendapatkannya.
Howard Schultz, the CEO of Starbucks, dalam bukunya “Lessons From the Top: The Search for America's Best Business Leaders”, membuat observasi sebagai berikut :
“I think it's very difficult to lead today when people are not really truly participating in the decision. You won't be able to attract and retain great people if they don't feel like they are part of the authorship of the strategy and the authorship of the really critical issues. If you don't give people an opportunity to really be engaged, they won't stay."”
Sebagai seorang pengusaha dengan karyawan, salah satu tujuan utama Anda adalah terutama untuk menarik dan mempertahankan pekerja termotivasi. Patty Vogan, salah satu pemilik dari Victoria Coaching dan juga chairman dari organisasi CEO terbesar di dunia, TEC International, menjelaskan lima kunci yang akan membantu Anda menjadi seorang pemimpin yang besar.
Kunci # 1: Anda harus memiliki visi. Kita semua pernah mendengar pepatah "Anda harus berdiri untuk sesuatu, atau Anda akan gagal dan jatuh" Tapi apakah maksudnya itu? Sebagai seorang pemimpin, Anda harus belajar untuk mengkomunikasikan visi atau visi dari perusahaan Anda untuk orang yang Anda ingin mengikuti Anda. Tapi bagaimana bisa Anda melakukannya?
• Belajar untuk melukis dengan kata-kata. Berbicaralah, menulislah, menggambarlah, atau sentuhlah. Apapun metodenya untuk dapat membuat sebuah gambar, lakukan hal itu. Seperti yang mereka katakan, " A picture is worth a thousand words."
• Mintalah setiap manajer lainnya di perusahaan Anda untuk memberitahu Anda, dalam kata-kata mereka sendiri, tentang visi perusahaan. Seberapa jauhkah Anda berpikir mereka mengerti? Apakah tim Anda pada pengertian yang sama seperti Anda?
• Ketika Anda bekerja, visi perusahaan Anda harus berada dalam pikiran Anda setiap hari, dan Anda harus mengevaluasi kembali kadang-kadang sehingga tetap teraplikasi dengan perubahan zaman di mana kita hidup. Dan ingat, staf Anda harus sama terlibat sebagai Anda dalam menjaga visi itu tetap up to date . Pastikan mereka terlibat di dalamnya.
Kunci # 2: Anda harus memiliki gairah (passion). Pikirkan para pelaut yang bepergian dengan Christopher Columbus atau Leif Ericsson untuk mengeksplorasi wilayah yang belum dipetakan. Gairah pemimpin mereka mengilhami mereka untuk menghadapi tantangan baru dan sangat berbahaya.
Untuk membangun sebuah tim manajemen yang luar biasa, Anda harus menyalakan terus "api di perut mereka," supaya mereka merasakan suatu gairah tentang perusahaan dan juga visi dari pemimpin. Gairah adalah suatu bagian penting dari menjadi seorang pemimpin besar, jika Anda tidak memilikinya, Anda tidak bisa menjadi pemimpin besar. Bayangkan semua pemimpin besar yang ada sepanjang zaman dan coba sebutkan nama yang tidak memiliki gairah.
Dan gairah ini menular. Ketika Anda berbicara tentang visi Anda untuk perusahaan, biarkan gairah Anda untuk menular pada orang yang mendengar. Orang lain akan merasakannya. Jika Anda tidak memiliki gairah untuk visi Anda, maka Anda perlu menciptakan kembali suatu visi yang memang membuat anda bergairah.
Kunci # 3: Anda harus belajar untuk menjadi pembuat keputusan besar. Bagaimana keputusan besar tersebut diambil dalam perusahaan Anda? Bagaimana proses Anda untuk memutuskannya? Sebagai contoh, apakah Anda berbicara dengan tim manajemen dan membuat daftar pro dan kontra untuk membantu Anda membuat keputusan yang terbaik? Mungkin Anda melakukan analisis biaya. Atau apakah Anda membuat timeline untuk strategi implementasi, proses dan waktu?
Tentunya Anda tidak ingin menjadi salah satu dari pemimpin-pemimpin yang tidak pernah berkonsultasi sebelum membuat keputusan, kemudian mengumumkan perubahan pada hari berikutnya dan akhirnya menjadi frustrasi ketika tidak ada mengikutinya. Jika Anda salah satu dari mereka, Anda perlu menerapkan suatu proses melakukannya.
Sistem dibawah ini dapat Anda gunakan untuk menjadi pembuat keputusan yang lebih baik. Sistem ini disebut Q-CAT:
• Q = Cepat. Jadilah cepat tapi tidak tergesa-gesa.
• C = Berkomitmen. Jadilah berkomitmen terhadap keputusan Anda, tetapi tidak kaku.
• A = Analitik. Jadilah analitis, tetapi tidak lebih menganalisis (analisis terlalu banyak dapat menyebabkan kelumpuhan.)
• T = Thoughtful. Jadilah bijaksana dalam semua hal yang penting, tapi jangan obsesif.
Bila Anda menggunakan Q-CAT, itu akan membantu Anda untuk memutuskan kapan membawa orang lain ke proses tersebut dan apa langkah-langkah yang perlu diambil untuk membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik.
Kunci # 4: Anda harus menjadi pembangun tim. Untuk menjadi seorang pemimpin besar, Anda harus mengembangkan sebuah tim besar . Tapi bagaimana Anda melakukan itu? Anda dapat memulai dengan menyerahkan tanggung jawab kepada tim dan membiarkan tim Anda untuk menjalankannya. Ajarkan tim Anda untuk menggunakan Q-CAT sistem pengambilan keputusan dan memberi mereka kebebasan untuk bekerja melalui keputusan mereka sendiri.
Ketika sepertinya semua tidak sesuai dengan dead line yang diharapkan, inilah waktunya Anda tetap berkata bahwa Anda percaya mereka mampu, untuk membiarkan mereka tahu bahwa Anda mendukung mereka dan siap untuk membantu. Juga bersiaplah untuk mengubah rencana dan membuat yang baru. Jangan lupa tetap menggunakan humor untuk menjaga semangat tim Anda selama krisis ini. Ketika terjadi sesuatu yang sulit, tim Anda akan melihat Andalah yang membuat mereka kuat dan terus bertahan.
Kunci # 5: Anda harus memiliki karakter. Tanpa karakter, semua "kunci" yang lain ini akan menjadi sia-sia. Itu karena kekuatan karakter dan keterbatasan pribadi Anda memainkan peran penting dalam gaya kepemimpinan Anda. Pertanyaan sebenarnya adalah, apakah Anda menyadari apa peran yang mereka mainkan? Semua pemimpin besar telah mengambil langkah-langkah untuk belajar tentang kepribadian individu mereka dan bagian apa yang dimainkannya dalam gaya kepemimpinan mereka.
Jadi apa gaya kepemimpinan Anda? Jika Anda tidak tahu, ada begitu banyak penilaian gaya kepemimpinan yang tersedia. Ini cara yang baik untuk melakukan "cek karakter" pada diri sendiri dan keterampilan kepemimpinan Anda. Kemudian, setelah Anda melakukan penilaian, tanyalah pada diri sendiri adalah, apakah Anda merasa karakter anda sesuai dengan penilaian tersebuta? Dalam belajar menjadi seorang pemimpin besar, langkah pertama adalah terbuka terhadap semua umpan balik tentang diri Anda sebagai seorang pemimpin.
Coach Margetty Herwin, Certified Master Coach dari Life Coach, Executive Coach, Business and Money Coach dalam seminar bertemakan leadership yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, menyebutkan 10 tipe pemimpin selevel presiden direktur dibawah ini, yang sukses dengan bisnisnya.
1. Tipe Inovator
Terdapat sejumlah nama yang termasuk tipe pemimpin kaya inovasi ini. Sebut saja Steve Jobs, Co-Founder, Chairman & CEO, Apple, Inc atau Mark Zuckerberg, Founder & CEO Facebook. Kedua nama ini memiliki gaya kepemimpinan yang serupa tapi tak sama. Satu-satunya kesamaan mereka adalah inovasi yang diciptakan, dan menghasilkan bisnis beraset besar.
* Mark Zuckerberg, pebisnis muda kelahiran New York, 1984
Gaya kepemimpinan: Perfeksionis, pendobrak, dan kreatif.
Kekuatan kunci: Menggabungkan kemampuan teknis yang tinggi, bidang TI, dengan komunitas sosial.
Keputusan besar: Drop out dari kampus dan menciptakan Facebook.
* Steve Jobs, lahir pada 1955 di San Fransisco
Gaya kepemimpinan: Visioner, kreatif dan mandiri, otokratik.
Kekuatan kunci: Memiliki pemahaman naluriah terkait terhadap teknologi.
Keputusan besar: Mengembangkan iPod dan iTunes.
2. Tipe Pionir
Michael Dell (CEO Dell Inc), lahir di Houston, 1965
Gaya kepemimpinan: Tidak egois, tidak mengeksklusifkan diri, melayani.
Kekuatan kunci: Berpikir lebih jauh ke depan dan tidak konvensional.
Keputusan besar: Menjual produk Dell dari pintu ke pintu.
3. Tipe Motivator
W. James McNerney, Jr (CEO The Boeing Company) lahir di Rhode Island, 1949
Gaya kepemimpinan: Inspirasional, penuh rasa ingin tahu, visioner, individu yang efektif.
Kekuatan kunci: Mampu maksimalkan potensi SDM-nya.
Keputusan besar: Bergabung dengan GE Asia dan menjadi mendunia karenanya.
4. Tipe Organizer
Fred Smith (pendiri, Chairman & CEO FEDEX), lahir di Mississippi, 1944
Gaya kepemimpinan: Visioner, berani mengambil risiko, ulet.
Kekuatan kunci: Jeli melihat peluang.
Keputusan besar: Menciptakan integrasi sistem pengiriman udara.
5. Tipe Ahli Strategi
Warren Buffet (pendiri, Chairman & CEO, Berkshire Hathaway) lahir di Omaha, 1930
Gaya kepemimpinan: Tak pernah berasumsi.
Kekuatan kunci: Cerdas membuat perhitungan bisnis.
Keputusan besar: Sukses mengenalkan bisnis portal (dotcom).
6. Tipe Membangun
Carlos Ghosn (President & CEO, Nissan & Renault), lahir di Porto Veho, Brazil, 1954
Gaya kepemimpinan: Menggunakan pendekatan langsung, mengubah masalah rumit menjadi solusi praktis.
Kekuatan kunci: Pengorganisasan, disiplin.
Keputusan besar: Melawan arus dalam merger antara Renault dengan Nissan.
7. Tipe Penilai
Jack Welch (Chairman & CEO General Electric) lahir di Massachussetts, 1935
Gaya kepemimpinan: Terus terang, tegas, fokus.
Kekuatan kunci: Lahir sebagai pemenang.
Keputusan besar: Pengurangan kerja dan divestasi.
8. Tipe Visioner
* Lew Frankfort (Chairman & CEO Coach Inc) lahir di New York, 1947
Gaya kepemimpinan: Teliti, bersemangat, berorientasi pada tujuan
Kekuatan kunci: Mengenalkan dan mengadaptasi teknik operasional pemerintahan dengan SOP dari Coach.
Keputusan besar: Merekrut Tommy Hilfiger sebagai desainer
* JW Marriott, Sr (pendiri & CEO Marriott Company) lahir di Marriott, Utah, 1900
Gaya kepemimpinan: Kokoh, sistematis, perfeksionis, perhatian.
Kekuatan kunci: Mengeksplorasi cara untuk ekspansi dalam mengubah dunia.
Keputusan besar: Menciptakan bisnis katering penerbangan udara.
9. Tipe Kontroversial
Rupert Murdoch (Chairman & CEO News Corp) lahir di Melbourne, Australia, 1931
Gaya kepemimpinan: Ambisius, terikat, tegas sebagai penentu.
Kekuatan kunci: Mengkombinasikan uang, relasi dan itikad untuk memberikan penentuan harga di pasar bebas.
Keputusan besar: Mempertahankan kontroling yang efektif di perusahaan media miliknya.
10. Tipe Penakluk Dunia
Howard Schultz (Chairman & CEO Starbucks)
Gaya kepemimpinan: Inspirasional, berpegang teguh, antusias, kharismatik.
Kekuatan kunci: Bakat marketing dan wawasan tentang peluang kesempatan.
Keputusan besar: Beralih dari kebijakan konvensional dalam menciptakan kopi yang mendunia.
Beberapa contoh di bawah ini juga merupakan contoh dari para CEO yang ada di Indonesia, sebagai berikut :
Betti Alisjahbana, wanita pertama yg dipercaya memimpin IBM kawasan Asia Pasifik. Didukung pengalaman lebih dari 20 tahun berkecimpung di dunia teknologi informasi, Betty membagikan tipe kepemimpinannya yang mampu menciptakan budaya kinerja tinggi IBM yaitu dalam hal :
Membangun bisnis dengan fondasi misi dan nilai2
Menciptakan organisasi yg gesit dan tampil prima
Menciptakan budaya melayani dan terus menerus belajar tanpa henti
Fransiscus Welirang ,Vice President Direktur Indofood, memiliki kepemimpinan yang membawa Bogasari senantiasa bertransformasi dan atau terus menerus melakkan perubahan demi perubahan yang meliputi segenap hal strategis bg psh. Indofood memiliki resep tersendiri dalam melakukan leadersip transformation , yaitu dengan menggunakan 8 principles of transformation yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut :
Principles of historical forces
Principles of clarity of purposes
Principles of desirable end state
Principles of power of the will
Principles of sustainable profitability
Principles of challenges and constraint
Principles of the key
Principles of the change of friendliness
Stanley Setia Atmadja, CEO PT Adira Dinnamika Multifinance. Dimulai sejak kepemimpinannya di tahun 1991 telah berhasil merubah perusahaan tersebut yg tadinya hanya berfokus keuntungan jangka pendek, dimana semua urusan ditangani sendiri, juga porttfolio bisnis, jaringan dan man power masih minim menjadi perusahaan kelas dunia. Dengan growth strategy yang dia miliki, maka dia memutuskan utk mengelola perusahaannya secara profesional seperti perusahaan kelas dunia. Sehingga dicanangkan visi yg baru yaitu, menjadi perusahaan pembiayaan kelas dunia, sehingga semua misi dan nilai2nya pun berubah.
Belajar dari berbagai tipe dan contoh di atas kekuatannya adalah bahwa mereka menggembangkan potensi yang ada didalam diri mereka dan tidak ada kata menyerah , disiplin yang tinggi, motivasi yang kuat, kreativitas yang tinggi, kejujuran, integritas, berani, bertanggung jawab, dan lain sebagainya. Semua yang ada didalam diri kita perlu dikembangkan sehingga kita dapat melihat keberhasilan dan itu adalah suatu kebahagian yang tidak ternilai.
Jadi, apakah Anda seorang pemimpin besar? Atau apakah Anda memiliki keinginan untuk menjadi seorang pemimpin yang besar? Ingat, seorang pemimpin besar adalah seseorang yang memiliki visi yang jelas dan dapat mengubah visi itu menjadi gambaran yang jelas sehingga orang lain dapat melihat. Ketika Anda berbicara tentang visi Anda, itu harus dengan hasrat Anda rasakan dalam hati Anda, gairah yang menciptakan antusiasme yang akan membuat tim Anda ingin untuk bergabung. Ketika keputusan besar perlu dibuat, Anda harus mendorong semua orang untuk menggunakan sistem Q-CAT dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri. Dan Anda harus terus-menerus menilai karakter Anda sendiri dan tidak pernah berhenti tumbuh, pribadi atau profesional.
Sumber : Vibizmanagement .com